BUMI MEMUNTAHKAN ISINYA - ANTARA KEKUASAAN DAN KEMURKAAN ALLAH


                             Gambar : Mr.Google

Pada 79AD  Gunung Vesuvius,di Pompeii,Itali meletus tanpa sebarang amaran. Letusan debu panas dikatakan dengan suhu   dikatakan sebagai punca  kematian penduduk kota dalam keadaan azab yang amat sangat. Menurut kajian saintis, mereka mati akibat debu panas yang mencapai kepanasan sehingga 480-570 darjah Fahrenheit . Pompeii akhirnya tertimbus dalam bumi dan debu tebal sebelum ditemui semula 1700 tahun kemudian. Proses 'plastering' digunakan keatas ruang kosong yang terbentuk dalam debuan yang menyelaputi badan selepas badan mangsa mereput  dan hasilnya kedudukan mangsa-mangsa disaat kematian mereka dapat dilihat dengan jelas.Kehidupan di Pompeii ketika itu dikatakan jauh menyimpang dari suruhan agama dan norma susila.Petikan di bawah mungkin dapat menggambarkan gaya hidup mereka ketika itu. 

'Love was a common topic of conversation in Pompeii. Feelings, passions, poetic love, sex, homosexuality, prostitution and so forth were all part of daily life and not a source of prejudice. The concept of “obscenity” seems to have been unknown. Love and sex were considered earthly practices of a man’s life that were encouraged by the benevolence of Venus. The thousands of examples of graffiti found on the town’s walls are unequivocal proof of what the people of Pompeii thought about love and sex.'   Ini antara gambaran oleh satu travel agency tentang Pompeii satu ketika dulu- SINI

Gambar:Mr.Google

Kini kita dikejutkan pula dengan letusan Gunung Merapi yang baru mengeluarkan asap dan debu panas yang setakat ini meragut puluhan nyawa, juga akibat debu panas. Tidak banyak yang diketahui tentang penduduk sekitar Gunung Merapi ni, tapi petikan dari ' pos metro'   ini mungkin dapat memberi sedikit gambaran cara hidup mereka :

"Kalau ingin hidup tenang tenteram, pindahlah kemari. Eyang Merapi kan selalu melindungi kami," ujar Wardiyah, salah seorang warga yang mengaku penduduk asli desa Kinahrejo.
Ucapan Wardiyah tersebut memang ada benarnya. Penduduk desa Kinahrejo seolah telah mendapat garansi dari Eyang Merapi. Pendek kata, selagi mereka patuh terhadap segala peraturan yang ada misalnya selalu mempersembahkan bulu bekti berupa persembahan sesajian serta selalu melakukan ritual labuhan setiap tahunnya, mereka yakin dan optimis bahwa mereka akan senantiasa terhindar dari ancaman letusan Merapi.
Sumber : pos metro balikpapan

Gambar:Mr.Gooogle







Dipercayai Mbah Marijan, penjaga gunung Merapi

Ummiross : Siapalah kita untuk menilai, semoga roh orang-orang yang beriman dicucuri rahmat Allah tak kira bagaimana cara kematian mereka. Taati Allah dan Rasulnya, betulkan akidah insyaAllah kematian hanyalah permulaan untuk hidup yang lebih panjang dan nikmat disisi Allah Rabbul'alamin.


















































































































3 comments:

setiap yg berlaku jadikan pengajaran bg kita yg masih idup...tiada siapa pun yg mampu utk melawan kuasa Allah...kun fayakun maka jadilah ia...betulkan akidah dan susurilah kehidupan dgn landas dan mengikut syariat Islam..

@Yuni Aisyah

Betul tu Yuni,semoga hidup kita sentiasa dilindungi Allah

pnah bca kisah Pompeii tu.. diorg mati dlm keadaan yg bgitu aib...

Post a Comment